Minggu, 13 Oktober 2013

Introducing: Bapak Boss

Biar gak get lost waktu baca cerita-cerita ku berikut nya, ini ada short brief tentang beberapa pelaku utama yang menyebabkan aku jadi pengidap penyakit kejiwaan. Yang pertama adalah: Bapak Boss.

Bapak Boss ku adalah orang asli daerah dimana di kampung nya terdapat banyaaaaaaak sekali hewan panda. Seorang insinyur tekhnik mesin yang end up berkecimpung di dunia komunikasi dan branding dengan belajar secara otodidak. Umurnya masih muda, cuma beda 6 tahun dari aku. Urusan prestasi, kurang lebih sebelas dua belas lah kami berdua. Sama-sama mantan jet setter yang kehidupannya banyak di pesawat dan bandara. Satu achievement dia yang belum bisa aku surpass adalah dia sudah punya jodoh dan anaknya dua. Soon lah mudah-mudahan aku bisa ikut meraih prestasi tersebut.

Pertama kali kenal sama Bapak Boss sekitar 7 bulan lalu waktu dia interview aku untuk job post yang aku miliki sekarang. Kesan pertama: Bapak Boss ganteeeeeeng!! Sempet hampir mau khilaf sebelum akhirnya reality hits hard. Kelakuan dia gak seganteng muka nya *sighs* Tiga hari setelah aku mulai bekerja, dia ninggalin aku untuk pergi ke negara lain dimana waktu itu dia masih menjabat sebagai Brand Director untuk wilayah itu. Dan saat itulah saya mulai merasakan pesona Bapak Boss mulai jauh memudar.

Pada saat itu beliau sudah mulai menunjukkan gejala possesive dimana kalau aku tidak menjawab text dia dalam waktu 45 detik, maka ia akan memborbardir layar conversation kami dengan text semacam: ARE U THERE?? dan WHY DON'T U ANSWER?. Lalu juga dia tidak akan membiarkan aku tidur kalau waktu belum menunjukkan pukul 3 pagi karena biasanya justru jam segitu dia sedang aktif-aktif nya meneror saya dengan email dan text messages yang berhubungan dengan pekerjaan.

Bapak Boss dengan kemeja favoritnya
yang bikin aku pengen nyanyi twinkle twinkle
little star setiap lihat dia :-D

Sebetulnya Bapak Boss ku itu orang nya baiiiiiik bangeeeeet. Dia kalau udah sayang sama orang, pasti apapun dilakukan untuk orang yang disayangnya. Cuma ya itu, kalau kerja professional banget. Gak kenal gender dan dia selalu menganggap setiap orang bisa berpikir sama seperti dirinya. Jadinya jatuhnya dia itu kelihatan seperti orang yang kebangetan keukeuh dan tambeng. Hehe.

Perlahan tapi pasti, aku sih udah mulai sangat catch up dengan ritme kerja si Bapak. Tetapi, aku ini cuma manusia biasa yang penuh banyak cela dan dosa. Haha. Kadang suka emosi jiwa dan gak sabaran sama ulah si Bapak. Dia kalau kasih pressure seenak udel, gak pake mikir. Itu yang bikin emosi aku gak pernah stabil, dan hebatnya kalau aku lagi galau gara-gara semua requests dia yang suka ndak masuk akal... dia nya gak pernah sadar. Haha. Sebagai karyawan yang baik, aku hanya bisa pasrah dan berdoa semoga Bapak Boss cepat diberi hidayah untuk kembali ke jalan yang benar :-D

In this blog, bakal banyak banget share tentang beliau. Bisa dipastikan 90% dari sindrom depresi aku awal mulanya dari dia, jadi pasti aku akan butuh vent out semua perasaan yang aku rasakan terhadap dia. Semua marah, kesel, eneg, dan gondok yang aku rasain di masa-masa si Bapak lagi nyebelin ^^

Gotta back to work ~ Besok aku sambung dengan profile nya satu orang lagi kontributor dalam depresiku, si Tuan Muda.

Until later ^^

Vee

0 komentar:

Posting Komentar

© It's a Sane Corner!! 2012 | Blogger Template by Enny Law - Ngetik Dot Com - Nulis