Selasa, 10 Desember 2013

When me start to becoming my boss...

Jadi agak depresi karena sekarang saya kayak Bapak Boss
A quick writing tentang bagaimana teori bahwa kita bisa menyerupai orang whom we spend our most of the times with. Saya bisa dikategorikan sebagai bukti hidup dari teori tersebut.

Aku gak pernah sadar kalau aku mulai berubah seperti Bapak Boss, walaupun udah sekitar 2000 orang bilang demikian. Aku gak pernah ngeh kalau aku mulai seperti Bapak Boss pada saat team mates aku ngomongin aku behind my back *curcol*. Baru sadar dan ngeh kalau aku semakin serupa dengan Bapak Boss dalam hal tingkah laku pada saat weekend kemarin pergi potong rambut.

Aku pergi potong rambut ke salon danseperti biasa, sebelum dimulai ritual potong rambut, si appointed stylist akan nanya ini itu ke aku supaya dia bisa create satu look yang memang sesuai keinginan kita. Ibaratkan saja proses ini adalah proses brief dari client ke agency yang akan membantu mewujudkan objective si client pada satu project tertentu.

Pada saat proses yang harus nya intim dan hangat dengan si stylist, aku malah acted like a cold biatch dengan mentahin semua ide si mbak stylist. Dia kasih suggest ini, aku bilang terlalu casual. Dia kasih suggest itu, aku bilang terlalu common. It slipped out of my mouth when I told her: "Think out of the box dong, Mbak. I wanna be different…". She was so shocked, and honestly… so was I.

At that very second, aku baru menyadari bahwa perlahan tapi pasti saya sudah berubah menjadi versi perempuan dari Bapak Boss! 

Gak berenti sampai disitu sih. Belum hilang shock ku karena menyadari kalau I have started to become like my Boss, ada staff dari salon yang akan cuci rambut aku. Dia analisa rambut aku untuk menentukan jenis shampoo dan treatment yang paling cocok dengan kondisi kulit kepala aku. Setelah pegang-pegang kepalaku dan tanya-tanya beberapa pertanyaan, dia akhirnya memberikan diagnosa nya. Dia kasih jenis shampoo yang akan dipakai and conditioner mana yang akan dipakaikan ke aku.

Instead of bilang yes, yang aku lakukan adalah: "Rambut saya gak berminyak yang kayak Mas bilang kok, coba deh dianalisa lagi. Apa buktinya Mas bilang rambut saya berminyak?". Si staff yang bertugas mencuci rambut itu pun kembali menjelaskan dari awal dan dia harus melakukan beberapa demonstrasi yang memang menunjukkan kulit kepalaku memang berminyak. Setelah itu, aku baru percaya dan nyerah sama suggest si Mas nya untuk menggunakan shampoo dan conditioner yang dia sarankan.

It takes less than a year spending at least 10 hours a day with him to become like him! Apa kabar akuuuuu pas nanti tepat setahun jadi kacung dia? Huhuhuhu. Ada sisi baiknya memang, tapi semoga ndak banyak yang benci aku since I can feel like each day I become more like him…

Baiklah… aku mau meratapi nasib dulu. Until then…

Vee

0 komentar:

Posting Komentar

© It's a Sane Corner!! 2012 | Blogger Template by Enny Law - Ngetik Dot Com - Nulis